Minggu, 31 Mei 2015

Teknik Radiografi Vertebra Lumbal

Teknik Radiografi Vertebra Lumbal

Pemeriksaan radiografi dari vertebra lumbal dapat dilakukan dengan proyeksi antero posterior dan lateral.
2.2.1. Proyeksi Antero Posterior (AP)
Gambar posisi pasien AP Lumbal, sebagai berikut :
Posisi Pasien : pasien bisa tidur terlentang atau tegak, pada umumnya digunakan posisi tiduran dengan memfleksikan hips dan knees secukupnya agar bagian punggung kontak dengan meja pemeriksaan, sehingga akan mengurangi kurva lordotik dari tulang lumbal.
Posisi Obyek : pertengahan Median Sagittal Plane (MSP) pada pertengahan meja pemeriksaan. Untuk mencegah rotasi tulang belakang maka atur bahu dan hips dalam bidang horizontal yang sama, dan atur MSP kepala sama dengan MSP tubuh. Fleksi kedua siku dan letakan diatas dada. Jika ada soft tissue yang tidak normal (atrophy atau swelling) yang mengakibatkan pelvis rotasi maka diberi pengganjal diabgian yang rendah.
Peletaan film pada crests dari tulang ilium, ukuran film yang digunakan 35 x 43 cm atau 30 x 40 cm memanjang. Pertengahan film pada vertebra lumbal ke 3 atau setinggi inferior median coronal costal margin. Lindungi gonad, pusat sinar pada MSP tubuh setinggi crets ilium (antara lumbal 4 dan lumbal 5), dengan arah sinar vertikal tegak lurus film.
Kriteria gambarar AP Lumbal, sebagai berikut :
Gambaran Yang Tampak : tampak lumbal bodies, inter vertebral disk space, inter pediculate space, laminae, spinous procces dan procssus transversum.
Evaluasi kriteria : terproyeksi area dari lower thoracal sampai dengan sacrum. Pembatasan sinar pada sisi lateral sampai dengan psoas muscle. Terbukanya inter vertebral joints, dan sacro iliaca joints (SIJ) berjarak sama dari vertebral column.
2.2.2. Proyeksi Lateral (R atau L)
Gambar posisi pasien Lateral Lumbal, sebagai berikut
Film yang digunakan ukuran 35 x 40 cm atau 30 x 40 cm memanjang untuk survei secara umum.
Posisi Pasien : pasien bisa tiduran atau tegak. Pasien menggunakan baju pemeriksaan yang terbuka dibagian belakang sehingga mudah untuk melihat pengaturan tulang belakang.
Posisi Obyek : pasien miring kearah yang sakit atau biasanya miring ke kiri. Fleksikan hips dan knees agar nyaman, jika pasien kurus maka hips diganjal. Median Coronal Plane (MCP) tubuh pada pertengahan grid meja pemeriksaan. Atur tebal bantal sehingga MSP kepala setinggi tulang belakang. Kedua bahu difleksi dan letakan didepan dada, atur tubuh agar seimbang. Untuk mencegah rotasi, letakan sandbag diantara kedua knee. Letakan pengganjal radolucent dibawah thorax bagian bawah, atur sehingga long axis tulang belakang horizontal. Cek posisi sehingga benar-benar lateral dengan cara melihat punggung pasien.
Perengahan film dan pusat sinar pada MCP tubuh setinggi crest ilium, dengan arah sinar vertikal tegak lurus film. Lindungi gonad, eksposi dilakukan pada saat tahan napas pada akhir keluarkan napas.
Gambaran Yang Tampak : tampak lumbal bodies, inter space, processus spinosus, lumbosacral joint.
Evaluasi Kriteria : terproyeksi area dari lower thoracal sampai thorax. Terbukanya inter vertebral disk space. Super posisinya posterior margin dari masing-masing vertebral body. Super posisinya crest iliaca.
Penambahan kualitas radiografi, dengan meletakan karet timbal diatas meja yang diletakan dibagian belakang pasien.
2.6. Kualitas Radiografi
Kualitas atau mutu gambaran radiografi ditentukan oleh nilai kontras radiografi. Adapun nilai kontras radiografi dapat diukur dengan perolehan nilai densitasnya, melalui pengukuran film radiografi tersebut dengan menggunakan densitometer. Menurut RR.Calton (1992 : 253) kualitas radiografi adalah kemampuan suatu pencitraan radiografi untuk memberikan informasi yang baik guna menegakkan diagnosa. Kualitas radiografi antara lain ditentukan oleh :
2.6.1 Densitas
Pengertian densitas adalah kerapatan, akan tetapi pada radiografi sering dihubungkan dengan derajat kehitaman film Densitas merupakan parameter radiografi yang mudah untuk dinilai. Densitas yang baik adalah yang mampu menggambarkan struktur anatomi yang dapat dilihat oleh mata. Mata manusia hanya mampu melihat densitas dalam rentang 0,25 – 2,5 (RR. Charlton, 1992: 186). Densitas radiografi adalah derajat kehitaman dari perak metal hitam yang tersisa dalam emulsi. Densitas menentukan kesempurnaan bayangan pada film dan sebagai indikasi cukupnya intensitas sinar x yang menembus objek. Jika intensitas sinar x besar maka dnsitas akan tinggi (high density) dan pada film akan brwarna hitam, sedagkan untuk intensias sinar x yang kecil maka densitas akan rendah (low density).
2.6.2 Kontras
Kontras radiografi adalah perbedaan derajat kehitaman pada film radiografi yang disebabkan karena perbedaan atenuasi dari intensitas radiasi yang sampai ke film setelah melewati objek. Kontras radiografi terbagi atas kontras objektif dan kontras subjektif. Adapun yang akan dibahas oleh peneliti adalah kontras objektif, yaitu perbedaan densitas dari bagian-bagian gambar dalam satu film yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, dengan menggunakan alat densitometer. Kontras subjektif adalah pedaan derajat kehitaman dimana penilaiannya berdasarkan kesaggupan mata dari tiap-tiap individu. Dalam hal ini penilaiannya tergantung pada faktor usia dan kesehatan mata individu tersebut.

https://griyodemak.wordpress.com/2010/06/17/teknik-radiografi-vertebra-lumbal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar