Teknik Radiografi Vertebra Lumbal
Pemeriksaan radiografi dari vertebra lumbal dapat dilakukan dengan proyeksi antero posterior dan lateral.
2.2.1. Proyeksi Antero Posterior (AP)
Gambar posisi pasien AP Lumbal, sebagai berikut :
Posisi Pasien : pasien bisa tidur terlentang atau tegak, pada
umumnya digunakan posisi tiduran dengan memfleksikan hips dan knees
secukupnya agar bagian punggung kontak dengan meja pemeriksaan, sehingga
akan mengurangi kurva lordotik dari tulang lumbal.
Posisi Obyek : pertengahan Median Sagittal Plane (MSP) pada pertengahan
meja pemeriksaan. Untuk mencegah rotasi tulang belakang maka atur bahu
dan hips dalam bidang horizontal yang sama, dan atur MSP kepala sama
dengan MSP tubuh. Fleksi kedua siku dan letakan diatas dada. Jika ada
soft tissue yang tidak normal (atrophy atau swelling) yang mengakibatkan
pelvis rotasi maka diberi pengganjal diabgian yang rendah.
Peletaan film pada crests dari tulang ilium, ukuran film yang digunakan
35 x 43 cm atau 30 x 40 cm memanjang. Pertengahan film pada vertebra
lumbal ke 3 atau setinggi inferior median coronal costal margin.
Lindungi gonad, pusat sinar pada MSP tubuh setinggi crets ilium (antara
lumbal 4 dan lumbal 5), dengan arah sinar vertikal tegak lurus film.
Kriteria gambarar AP Lumbal, sebagai berikut :
Gambaran Yang Tampak : tampak lumbal bodies, inter vertebral disk
space, inter pediculate space, laminae, spinous procces dan procssus
transversum.
Evaluasi kriteria : terproyeksi area dari lower thoracal sampai dengan
sacrum. Pembatasan sinar pada sisi lateral sampai dengan psoas muscle.
Terbukanya inter vertebral joints, dan sacro iliaca joints (SIJ)
berjarak sama dari vertebral column.
2.2.2. Proyeksi Lateral (R atau L)
Gambar posisi pasien Lateral Lumbal, sebagai berikut
Film yang digunakan ukuran 35 x 40 cm atau 30 x 40 cm memanjang untuk survei secara umum.
Posisi Pasien : pasien bisa tiduran atau tegak. Pasien menggunakan baju
pemeriksaan yang terbuka dibagian belakang sehingga mudah untuk melihat
pengaturan tulang belakang.
Posisi Obyek : pasien miring kearah yang sakit atau biasanya miring ke
kiri. Fleksikan hips dan knees agar nyaman, jika pasien kurus maka hips
diganjal. Median Coronal Plane (MCP) tubuh pada pertengahan grid meja
pemeriksaan. Atur tebal bantal sehingga MSP kepala setinggi tulang
belakang. Kedua bahu difleksi dan letakan didepan dada, atur tubuh agar
seimbang. Untuk mencegah rotasi, letakan sandbag diantara kedua knee.
Letakan pengganjal radolucent dibawah thorax bagian bawah, atur sehingga
long axis tulang belakang horizontal. Cek posisi sehingga benar-benar
lateral dengan cara melihat punggung pasien.
Perengahan film dan pusat sinar pada MCP tubuh setinggi crest ilium,
dengan arah sinar vertikal tegak lurus film. Lindungi gonad, eksposi
dilakukan pada saat tahan napas pada akhir keluarkan napas.
Gambaran Yang Tampak : tampak lumbal bodies, inter space, processus spinosus, lumbosacral joint.
Evaluasi Kriteria : terproyeksi area dari lower thoracal sampai
thorax. Terbukanya inter vertebral disk space. Super posisinya posterior
margin dari masing-masing vertebral body. Super posisinya crest iliaca.
Penambahan kualitas radiografi, dengan meletakan karet timbal diatas meja yang diletakan dibagian belakang pasien.
2.6. Kualitas Radiografi
Kualitas atau mutu gambaran radiografi ditentukan oleh nilai kontras
radiografi. Adapun nilai kontras radiografi dapat diukur dengan
perolehan nilai densitasnya, melalui pengukuran film radiografi tersebut
dengan menggunakan densitometer. Menurut RR.Calton (1992 : 253)
kualitas radiografi adalah kemampuan suatu pencitraan radiografi untuk
memberikan informasi yang baik guna menegakkan diagnosa. Kualitas
radiografi antara lain ditentukan oleh :
2.6.1 Densitas
Pengertian densitas adalah kerapatan, akan tetapi pada radiografi
sering dihubungkan dengan derajat kehitaman film Densitas merupakan
parameter radiografi yang mudah untuk dinilai. Densitas yang baik adalah
yang mampu menggambarkan struktur anatomi yang dapat dilihat oleh mata.
Mata manusia hanya mampu melihat densitas dalam rentang 0,25 – 2,5 (RR.
Charlton, 1992: 186). Densitas radiografi adalah derajat kehitaman dari
perak metal hitam yang tersisa dalam emulsi. Densitas menentukan
kesempurnaan bayangan pada film dan sebagai indikasi cukupnya intensitas
sinar x yang menembus objek. Jika intensitas sinar x besar maka dnsitas
akan tinggi (high density) dan pada film akan brwarna hitam, sedagkan
untuk intensias sinar x yang kecil maka densitas akan rendah (low
density).
2.6.2 Kontras
Kontras radiografi adalah perbedaan derajat kehitaman pada film
radiografi yang disebabkan karena perbedaan atenuasi dari intensitas
radiasi yang sampai ke film setelah melewati objek. Kontras radiografi
terbagi atas kontras objektif dan kontras subjektif. Adapun yang akan
dibahas oleh peneliti adalah kontras objektif, yaitu perbedaan densitas
dari bagian-bagian gambar dalam satu film yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka, dengan menggunakan alat densitometer. Kontras
subjektif adalah pedaan derajat kehitaman dimana penilaiannya
berdasarkan kesaggupan mata dari tiap-tiap individu. Dalam hal ini
penilaiannya tergantung pada faktor usia dan kesehatan mata individu
tersebut.
https://griyodemak.wordpress.com/2010/06/17/teknik-radiografi-vertebra-lumbal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar